Etos Keilmuan
Pondok Pesanten
Ar- Rahmah Pekalongan
( Studi
Dalam Pemikiran KH. M. Yaskur, Ms )
----***----
OLEH : SAFRUDIIN ( 2052115012)
MAHASISWA PASCA SARJANA 2015 –
2016 SEMESTER 2 STAIN PEKALONGAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS UAS MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DOSEN PENGAMPU : Dr. M. SUGENG SOLEHUDDIN, M.Ag
Abstrak : Etos dapat didefinisikan sebagai watak dasar dari suatu masyarakat. Perwujudan
etos dapat dilihat
dari struktur dan
norma sosial masyarakat itu. Sebagai
watak dasar dari
masyarakat, etos menjadi
landasan perilaku diri sendiri
dan lingkungan sekitarnya, yang terpancar dalam kehidupan masyarakat.
Karena etos menjadi landasan
bagi kehidupan manusia, maka etos juga berhubungan dengan aspek evaluatif
yang bersifat menilai dalam kehidupan masyarakat. Istilah keilmuan merupakan
bentuk derivasi dari kata “ilmu”. Kata “Ilmu“ sendiri memiliki arti Pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode – metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) itu, dan Pengetahuan atau kepandaian ( tentang soal duniawi )
akhirat, lahir, dan batin. Menurut Nurcholish Madjid etos keilmuan adalah suatu
bagian integral keagamaan yang sehat. Untuk melalui KH. M. Yaskur, Ms yang
menjadi pendiri sekaligus pengasuh dari pondok pesantren Ar Rahmah Pekalongan
yang terletak di Jl. Wr. Supratman Gg. 7 Kota Pekalongan, di dirikan oleh KH.
M. Yaskur, Ms pada tanggal 3 Agustus 2015 M. Dalam perkembangan di pondok
pesantren Ar Rahmah selama 1 tahun sejak berdiri hingga sekarang, dalam waktu
singkat perkembangannya begitu cepat, dimana anak – anak yang pertama masuk di
ponpes Ar Rahmah adalah anak yatim dan anak tidak mampu dengan latar belakang
pendidikan yang sangat minim, kini belajar
selama 1 tahun, santri – santri ponpes Ar rahmah sudah ada yang bisa
membaca kitab kuning dan berpendidikan formal. Dalam kiprahnya dipondok ada
etos keilmuan yang diberikan KH. M. Yaskur, Ms adalah memberikan energi positif
kepada setiap tingkah laku dan proses pembelajaran dan pembelajaran yang
diberikan siswa dari ruh ke ruh, sehingga capaian tujuan yang hendak di capai
dapat terpenuhi dan para santri merasa nyaman.
A.
Pendahuluan
Salah satu lembaga pendidikan
Islam di Indonesia adalah Pondok Pesantren, ia merupakan system pendidikan pertama dan tertua di
Indonesia, karena sifat keislaman dan keindonesiaan terintegrasi dalam
pesantren menjadi daya tariknya. Belum lagi kesederhanaan, system manhaj yang terkesan
apa adanya, hubungan kiyai
dan santri serta keadaan fisik yang serba sederhana. Di tengah gagalnya sistem
pendidikan dewasa ini, ada baiknya disimak kembali system pesantren, dimana
didalamnya lebih mengedepankan ilmu etika dan pengetahuan. Kyai adalah tempat
betanya atau sumber refrensi, tempat menyelesaikan semua urusan, tempat meminta
nasihat dan fatwa. Oleh karena itu, Pondok Pesantren adalah sebagai salah satu tempat belajar dalam perkembangannya, pesantren
dilengkapi dengan pondok sebagai tempat tinggal santri yang menjadi ciri khas
dari lembaga tersebut adalah rasa keikhlasan yang dimiliki oleh santri dan
kiyai hubungan mereka tidak hanya sekedar sebagai murid dan guru, tapi lebih
seperti anak dan orang tua.[1] Di dalam pondok pesantren keilmuan – keilmuan
kyai dan santri – santri dapat mempengaruhi etos keilmuan di dalam dunia
pendidikan akhlaq dan pendidikan Islam, karena pada saat – saat ini ahlaq dari
para pelajar dan anak – anak remaja sangat memprihatinkan, banyak yang sudah
hilangnya rasa hormat seorang pelajar dengan guru, orang tua dan ilmu – ilmu
yang sedang dipelajarinya dan beberapa kerusakan moral akibat kebebasan
pergaulan dan perkembangan tekhnologi yang yang salah dalam penggunaannya, hal
ini mengakibatkan para pelajar dan remaja kehilangan makna hidup yang
sebenarnya dan jauh dari ruh pendidikan Islam. Untuk itu penulis mencoba
menggali etos keilmuan yang ada di Pondok Pesantren Ar Rahmah Pekalongan yang
melalui pengasuh sekaligus pendirinya yaitu KH. M. Yaskur, Ms untuk memecahkan
problem ahklaq dan pendidikan Islam yang terjadi di kota pekalongan.
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-2862519832318645">
</amp-auto-ads>
<amp-auto-ads type="adsense"
data-ad-client="ca-pub-2862519832318645">
</amp-auto-ads>
B.
Pembahasan
1.
Etos Keilmuan
Kata “etos“, Sebagaimana di uraikan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki pengertian: pandangan hidup
yang khas dari suatu golongan sosial. Dari kata ini, muncul antara lain
istilah etos kebudayaan dan etos kerja. Etos kebudayaan memiliki
arti : sifat, nilai, dan adat istiadad khas yang memberi watak kepada
kebudayaan suatu golongan sosial dalam masyarakat. Sementara istilah etos
kerja memiliki arti : semanangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok.[2].
Secara sederhana, etos dapat didefinisikan
sebagai watak dasar dari suatu masyarakat.
Perwujudan etos dapat
dilihat dari struktur
dan norma sosial masyarakat itu. Sebagai
watak dasar dari masyarakat,
etos menjadi landasan perilaku diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya, yang terpancar dalam kehidupan masyarakat. Karena etos menjadi
landasan bagi kehidupan manusia, maka etos juga berhubungan dengan aspek evaluatif
yang bersifat menilai dalam kehidupan masyarakat.[3] Etos
itu muncul karena adanya kemampuan pada diri sendiri dan pada sistem keyakinan
yang menjadi anutannya, dan ini melahirkan sikap tidak khawatir dan tidak cemas
untuk menghadapkan keyakinan itu kepada pengujian ilmiah[4].
Istilah keilmuan merupakan bentuk derivasi
dari kata “ilmu”. Kata “Ilmu“ sendiri memiliki arti : ( 1 ) Pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode – metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala – gejala tertentu
dibidang (
pengetahuan )itu, dan ( 2 ) Pengetahuan atau kepandaian ( tentang soal
duniawi ) akhirat, lahir, dan batin dan lain –lain.[5]
Kata keilmuan memiliki arti : barang apa yang berkenaan dengan
pengetahuan atau secara ilmu pengetahuan.[6]
Menurut Nurcholish Madjid etos keilmuan adalah suatu bagian integral
keagamaan yang sehat.[7] Dimana
integral keagamaan yang sehat ini ditunjukan dengan nilai-nilai (values) yang
terkandung dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah
tentang “keilmuan” yang dijadikan
sumber inspirasi dan motivasi oleh setiap Muslim untuk melakukan aktivitas
keilmuan berbagai bidang kehidupan. Cara mereka memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai al-Qur‟an
dan al-Sunnah tentang
dorongan untuk menghasilkan nilai – nilai pendidikan itulah
yang membentuk etos keilmuan dalam
Islam. Maka secara sederhana dapat kita pahami bahwa wawasan dan nilai
edukatif seseorang akan terus berkembang seiring dengan perkembangan etos
keilmuan yang dimilikinya.[8]
2.
Profil Pondok Pesantren Ar Rahmah Pekalongan
a)
Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Ar
Rahmah Pekalongan
KH. M. Yaskur, Ms adalah putra dari pasangan Kyai.
Mastur dengan Ibu Nyai Hj. Sarahsati yang di lahirkan pada hari Kamis tanggal 2
April 1970 M, beliau adalah pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren Ar
Rahmah Pekalongan. M. Yaskur kecil masuk Madrasah Ibtidaiyah Kauman Pekalongan
dan lulus pada usia 12 tahun. Minat membacanya dan rasa ingin tahunya sangat
tinggi, Sejak kecil M. Yaskur terkenal sebagai anak yang riang, peramah dan
pandai mengambil hati orang. Dikenal banyak orang sebagai orang yang gemar
menolong kawan, suka bergaul kawan – kawanya dengan tidak memandang miskin atau
kaya.
Ketika sudah lulus dari MI Kauman kemudian
beliau melanjutkan studinya di Ponpes
Plumbon Kalisari Bantang. Disana belaiu belajar Al Qur’an, hadits, fiqih, tauhid, akhlaq, dan ilmu
bahasa. Di usia nya yang muda beliau sangat tekun dalam belajar dan mempunyai
semangat yang gigih untuk dapat memulyakan kedua orang tuanya di dunia dan
akhirat. Pengembaraan intelektual pesantrennya di lanjutkan agamanya di pondok
pesantren APIK Kaliwungu, di pondok ini keilmuan pesantrennya semakin matang,
berbagai macam kitab di telaahnya bahkan tidak sedikit ayat – ayat al – Qur’an
, hadits - hadits kaidah – kaidah ilmu fiqih, tauhid, akhlaq, dan ilmu alat (
nahwu dan Shorof ) berhasil beliau hafalkan. Kecerdasannya membuat Mbah
Saleh ( gurunya ) senang dan lebih
bersemangat menularkan ilmu pada beliau.
Pada Tahun 1997 beliau mengabdikan diri sebagai guru
tahfidzul Qur’an dan sekaligus sebagai
guru utama ilmu – ilmu agama di MTs. Nurul Islam Krapyak Pekalongan. Beliau
adalah guru yang paling disegani murid – muridnya, setiap fatwa yang di ajarkan
beliau sangat dicermati dan didengarkan murid – muridnya. Pada sekitar tahun 2008
beliau pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, setelah pelaksanaan ibadah
haji, selang 1 tahun, beliau ditunjuk menjadi pembimbing haji dan umrah hingga di
KBIH As Salamah Kopena Pekalongan hinnga sampai sekarang.
Perjalanan dakwah beliau mulai lulus dari
pondok pesantren hingga sampai sekarang, banyak sekali subangsih beliau untuk
masyarakat Pekalongan. Mulai dari musholla, masjid, majelis ta’lim hingga
sampai lembaga pendidikan yang formal maupun non formal, bahkan lembaga
pemerintahan dan BUMN kerap kali memanggil beliau untuk mengisi mauidhoh
khasanah ditempat tersebut.
KH. M. Yaskur, MS adalah salah satu pioner
yang ada di Pekalongan, hal ini dibuktikan bahwa keberadaan dan keilmuan beliau
sangat dibutuhkan di dunia pendidikan di kota Pekalongan, hal ini tidak mungkin
masyarakat mempercayai dan membutuhkan beliau kalau beliau tidak memiliki ilmu
yang khusus dari Allah, yaitu Ilmu Mukasyafah, ilmu ini yang didapat
dari pemberian langsung dari Allah Swt. dan merupakan ilham yang diletakkan ke
dalam jiwa ( hati ) orang mukmin yang hatinya bersih.[9] Hal
ini dibuktikan bahwa ke ilmuan beliau dibutuhkan oleh khalayak masyarakat Kota
Pekalongan.
b)
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ar Rahmah
Pekalongan
Keberadaan
pesantren telah banyak
memberikan kontribusi dalam membangun peradaban Islam di Asia
Tenggara. Dalam konteks Indonesia, pesantren
dapat disebut sebagai
institusi pendidikan Islam
asli (indigenous) dan
tertua di Indonesia.[10]
Kendatipun sejarah tidak mencatat secara pasti, kapan munculnya pesantren
pertama kali di Indonesia, namun paling tidak lembaga “pesantren“ telah
ada ketika masa para Walisongo sekitar abad 16-17 M., misalnya sebuah pesantren
yang didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim di Gresik.[11]
Penyelenggaraan lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama yang merupakan
komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai dan ulama dibantu seorang atau
beberapa ustad yang hidup bersama – sama di
pondok pesantren.[12]
Hal ini juga dilakukan di ponpes Ar Rahmah pekalongan.
Pondok pesantren Ar Rahmah terletak di Jl. Wr.
Supratman Gg. 7 Kota Pekalongan, di dirikan oleh KH. M. Yaskur, Ms pada tanggal
3 Agustus 2015 M. Pendirian Pondok Pesantren Ar Rahmah di awali dari firasat yang
dialami oleh KH. M. Yaskur di dalam mimpinya, bahwa di dalam mimpinya, beliau
di suruh oleh gurunya Mbah Saleh ( Pengasuh Ponpes APIK Kaliwungu ) untuk
mendirikan pondok pesantren dan hal tersebut terjadi sampai tiga kali. Karena
ada sesuatu yang menjadi tanda tanya belaiu, akhirnya beliau menemui Mbah Saleh
di Kaliwungu, ternyata firasat dalam mimpinya itu benar. Beliau di himbau oleh
Mbah Saleh untuk mendirikan sebuah pondok pesantren.
Selain itu dikuatkan juga oleh kegelisahan
beliau melihat nasib anak yatim dan anak miskin yang tidak bisa mengenyam
pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun pendidikan formal. Beliau
mengiginkan bahwa anak – anak tersebut dapat merasakan pendidikan tanpa harus
terbebani oleh biaya. Untuk itu beliau bertekad mendirikan pondok pesantren
dengan tujuan menampung anak yatim dan anak miskin agar terlepas dari masa
depan yang suram.
Kemudian beliau bermusyawarah dengan sesepuh –
sesepuh yang ada dipekalongan, Dari hasil musyawarah tersebut akhirnya menjadi
suatu tekad yang kuat dalam pembangunan pondok pesantren Ar Rahmah Pekalongan. Pembangunan
di mulai dari bulan maret 2015 dan Bangunan mulai digunakan pada tanggal 3
Agustus 2015. Pembangunan fantastik singkat ini di dukung oleh semangat santri
– santri beliau yang tersebar pekalongan dan di dukung oleh pendanaan yang lancar
dari para dermawan – dermawan Pekalongan dan semua kebutuhan pendanaan pondok
pesantren sudah di tanggung oleh para agniya yang ikut membantu dalam
pembangunan pondok pesantren Ar Rahmah.
c)
Perkembangan Pondok Pesantren Ar Rahmah
Pekalongan
Sebagai seorang santri pendidik agama,
fokus utama pemikiran
KH. M. Yaskur, Ms adalah
peningkatan kualitas sumber daya umat Islam. Upaya peningkatan kualitas
tersebut dilakukan melalui pendidikan khususnya pada
pendidikan di pesantren.
Dari sini dapat dipahami, bahwa kualitas
manusia muslim sangat
ditentukan oleh tinggi
rendahnya kualitas jasmani, rohani
dan akal. Kesehatan
jasmani dibuktikan dengan tiadanya gangguan fisik ketika berkreatifitas. Sedangkan kesehatan rohani
dibuktikan dengan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Disamping
sehat jasmani dan rohani, manusia muslim
harus memiliki kualitas nalar (akal) yang senantiasa
diasah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan solusi yang tepat, adil
dan sesuai dengan ajaran Islam. Mendudukkan para santri dalam posisi yang sejajar, atau bahkan bila mungkin lebih
tinggi, dengan kelompok pergaulan masyarakat.[13]
Dalam perkembangan di pondok pesantren Ar Rahmah selama 1 tahun sejak berdiri
hingga sekarang, dalam waktu singkat perkembangannya begitu cepat, dimana anak
– anak yang pertama masuk di ponpes Ar Rahmah adalah anak yatim dan anak tidak
mampu dengan latar belakang pendidikan yang sangat minim, kini belajar selama 1 tahun, santri – santri ponpes Ar
rahmah sudah ada yang bisa membaca kitab kuning dan berpendidikan formal.
Sehingga kemajuan intelektual keilmuan di ponpes Ar Rahman berjalan dengan
baik.
d)
Kurikulum Pondok Pesantren Ar Rahmah
Pekalongan
Suatu
lembaga pendidikan yang
dekat dengan masyarakat
dan yang lebih
cenderung efektif merangkul masyarakat
sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren,
selain sebagai lembaga
pendidikan, pesantren pun
sebagai lembaga sosial
kemasyarakatan. Pesantren sebagai
model lembaga pendidikan
Islam pertama yang mendukung kelangsungan sistem pendidikan
nasional, selama ini
tidak diragukan lagi
kontribusinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa sekaligus mencetak kader-kader
intelektual yang siap
untuk mengapresiasikan
potensi keilmuannya di masyarakat.[14]
Dalam mengapresiasikan potensi
keilmuannya santri di pondok Pesantren Ar Rahmah, maka kurikulum
pembelajaran sehari – harinya terjadwal sebagai berikut :
3. Etos Keilmuan
Pondok Pesantren Ar Rahmah Pekalongan ( Studi Pemikiran KH. M. Yaskur, Ms )
Pada tanggal 24 Mei 2016 penulis menemui KH.
M. Yaskur, Ms dan beliua bertutur, “ bahwa pendidikan sekarang sudah jauh dari
akarnya, akhlaq anak – anak sudah hampir punah tergerus oleh perkembangan
zaman, dan banyak anak – anak sekolah yang tidak dan bahkan menyepelekan guru,
itu disebabkan sekarang banyak guru mengajar hanya untuk menggugurkan
kewajibannya saja dan banyak yang berorientasi pada materi. Dari pertemuan tersebut
beliau memberikat fatwa yang merupakan etos keilmuan yang diterapkan beliau di
pomdok pesantren Ar Rahmah, Adapun etos keilmuan itu antara lain adalah :
1.
Energi Positif
Seharusnya sebagai guru bisa memberikan energi
positifnya pada saat berinterksi dengan anak – anak yang diajarkan, memberikan
energi yang sejuk, sehingga anak – anak merasa nyaman. Untuk menciptakan lingkungan yang positif di dalam kelas, guru harus memperhatikan pola interaksi, baik
antara dirinya dengan murid maupun antar sesama murid.
Sebab lingkungan kelas yang positif akan mendorong anak didik bersemangat
menjalani kegiatan belajar. Sehingga dapat menciptakan suasana harmonis dan
kondusif.[15]
2.
Mengajar dari Ruh ke Ruh
Dan
seharusnya guru dalam mengajar harus dari ruh ke ruh, yang bisa komunisai
secara metafisik antara ruh guru dan anak, sehingga ruh guru dan ruh anak bisa
bertemu. Dalam artian sebagai guru adalah bagaimana caranya menyelamatkan ruh
yang ada di dalam raganya, karena kalau ruh anak itu rusak, maka yang
bertanggung jawab adalah gurunya, jika ruh anak itu baik, maka gurunya akan
merasakan nikmat dan kebahagiaan.
Penulis juga menemui salah satu santri beliu yaitu yang
bernama Taufik Hidayat, menurut penuturan
santri beliau bahwa di Pondok bukan ilmu agama saja yang diajarkan, tapi ilmu –
ilmu kemasyarakatan dan ilmu – ilmu ketrampilan di jarakan disana, salah
satunya adalah santri – santri di Ponpes Ar-Rahmah sudah belajar berwira usaha,
dibuktikan banyak masyrakat pesan produks yang menggunakan sistem sablon dan
sekarang anak – anak sudah merambah ke industi produk air mineral kemasan,
untuk manejemen usaha diserahkan kepada samtri – santrinya, hal ini menunjukan
bahwa beliau memberikan pendidikan yang santri – santrinya tidak menyadarinya,
bahwa sebenarnya beliau mengajarkan ilmu-ilmu perdagangan dan manajemen
keunagaan dan perniagaan.
Dalam hal pengembangan
perniagaan pada unit-unit
bisnis pesantren Ar rahmah,
ternyata etos kerja para santri yang menjadi tenaga kerja di
berbagai unit usaha milik
pesantren, bersumber dari
etos belajar yang mereka
serap, kontruksi barokah
dan ilmu manfaat
sebagai tujuan utama belajar
santri dapat di
peroleh salah satunya
melalui tradisi khidmad (pengabdian) santri
pada kiainya dan
pada kepentingan Pesantren.
Dalam beberapa tausiyahnya mengenai
daya dorong etos
kerja, konsep khidmad menjadi asalah satu pilar daya
dorong, sedangkan daya dorong yang lain ialah himbauan sang guru
yang menjelaskan bahwa
berkerja merupakan lahan menerapka ilmu yang selama ini di
lakukan.
Dari
sini dapat di munculkan dua nilai
utama sebagai titik temu
etos belajar santri dengan
etos kerja merka yang terlibat
dalam berbagai bisnis Pesantren, Pertama
; nilai Khidmad ( Pengabdian / pelayanan
), bahwa menjadi perkerja yang baik
dan produktif merupakan
tuntutan khidmat, sedangkan dengan khidmat
tersebut keberkahan hidup
akan dapat diperoleh.
Kedua ; Nilai ilmu
manfaat, bahwa dengan menjadi pekerja
yang baik dan produktif tersebut
sesungguhnya kita telah
sedang menerapkan ilmu
yang telah kita pelajari selama nyantri, baik ilmu yang
tersirat maupun yang tersurat, dengan demikian
ilmu kita telah
dianggap bermanfaat, sedangkan
ilmu manfaat merupakan tunjuan
akhir dari etos belajar.[16]
Peran pesantren telah lama diakui oleh
masyarakat, mampu mencetak kader-kader handal
yang tidak hanya
dikenal potensial, akan
tetapi mereka telah mampu mereproduksi potensi
yang dimiliki menjadi sebuah
keahlian. Di era global
ini, kepiawaian, kultur dan peran pesantren itu harus menjadi lebih
dimunculkan, atau dituntut untuk dilahirkan kembali. Pesantren mempunyai
reputasi tersendiri sebagai lembaga
yang bercirikan agama
Islam. Pertama, sebagai
lembaga pendidikan. Kedua,
sebagai lembaga sosial kemasyarakatan berbasis nilai keagamaan.[17]
Disinilah
buah pemikiran dari
K.H. M. Yaskur, Ms memberikan warna pembaharuan
pendidikan pesantren. Beliau
melihat adanya konsekuensi tuntutan zaman
maka dunia pesantren
kedepan dituntut harus
mampu menyelaraskan dan mengombinasikan antara
nilai-nilai tradisional pesantren dengan modernitas
perkembangan zaman. Dengan
pendekatan pola pikir dan semangat untuk memperbaiki diri
dalam menterjemahkan nilai-nilai akhlaq, disinilah letak karakter khas pesantren
sebagai lembaga pendidikan
Islam di Indonesia. Diharapkan
proses perkembangan pesantren
sebagai lembaga pendidikan Islam
tertua mampu membuka dan mempertahankan wacana diskursus peradaban dunia di
Indonesia pada khususnya dan dunia Islam pada umumnnya.
Dibawah adalah cuplikan – cuplikan maidhoh
petuah – petuah beliau yang diberikan kepada santri – santrinya.
·
“ Sebagian Tanda – Tanda Tawadhu Adalah Seorang Mau
Menerima Nasehat yang Benar dari Orang yang Terhormat Maupun Hina.”
·
“ Hari-harimu selalu membenci dan
mengguncing orang lain yang belum tentu menurut Allah orang itu jelek , padahal
kebaikan mu belum tentu diterima oleh Allah, sungguh rugi orang yang setiap
harinya berbuat jelek pada orang lain, ingat Su Udhon itu banyak kelirunya
“.
·
“ Ojo podo ngersulo urip pancen rekoso”.
·
“ yen wong ngalah uripe berkah, sopo seng jujur
uripe makmur, sopo seng suloyo uripe sansoro, sopo seng sombong amale kobong .“
·
“ Wong yen nerimo , uripe dowo, yen sabar
rejekine jembar”.
·
“ Wong arep ngunduh kelopo ora biso manek, ojo
karo kondo-kondo kelopone elek , awan-awan ora udan ojo payungan.”
·
“ Zaman saiki akeh wong amal pingin direteni wong
liyo, wes ora percoyo gusti Allah pirso , amal duwit , tenogo lan liyane ,
gowo- gowo tondo, seng wong men podo ngerti , seng aweh bantuan iki sopo, seng
nulungi kono sopo.”
·
“ Jika anda ingin dapat rejeki / gaji perbulan 5
juta, maka caranya anda perbulan harus sodaqoh 500 ribu, insya Allah rejeki /
gaji anda akan terwujud.”
·
“ Rosululloh berkata kepada Sayidina Ali, Wahai
Ali...Orang Mukmin Tidak akan pernah sirna Agama nya selama dia tidak memakan
harta yang haram.”
·
“ Ojo podo nelongso , jamane jaman rekoso urip
pancel angel kudune ora usah ngomel ati kudu tentrem nyambut gawe karo seneng.”
·
“ Nak ilengo bisone kowe sukses mergo ono wong liyo,
bisone kowe joyo mergo ono wong liyo, bisone kowe pinter sebab ono wong bodo,
bisone kowe mulyo sebab ono wong seng gelem rekoso, bisone kowe waras sebab ono
kancamu seng loro, sak teruse, nak.....,mulane wong urip kuwi ora biso dewe an,
kudu tepo sliro, lan ilengo menuso kuwi butuh karo wong liyo.”
·
“ Aweho teken karo wong seng wuto, aweho mangan
karo wong seng luwe, aweho sandangan karo wong seng udo. “
·
“ Ngaji nak ....sopo seng arep ngrekso
agomo islam nek bocah-bocah ora gelem ngaji...masalah urusan rejeki, nasib,
joyone manuso, sugih, mlarat, sukses , gagal, berhasil, dadi wong mulyo, opo
dadi wong asor, kuwi urusane prilakumu lan taqdire allah. “
·
“ Barang siapa yang makan harta halal
maka agamanya akan bersih , hatinya akan menjadi lemah lembut, dan doanya pasti
lebih di ijabahi,
wasiat nabi muhamad pada sayidina ali.”
C. Kesimpulan
1.
Etos dapat didefinisikan sebagai watak dasar dari suatu
masyarakat. Perwujudan etos
dapat dilihat dari
struktur dan norma
sosial masyarakat itu. Sebagai watak
dasar dari masyarakat,
etos menjadi landasan perilaku diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya, yang terpancar dalam kehidupan masyarakat. Karena etos menjadi
landasan bagi kehidupan manusia, maka etos juga berhubungan dengan aspek evaluatif
yang bersifat menilai dalam kehidupan masyarakat.
2.
Istilah keilmuan merupakan bentuk derivasi dari kata
“ilmu”. Kata “Ilmu“ sendiri memiliki arti : ( 1 ) Pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode – metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu,
dan ( 2 ) Pengetahuan atau kepandaian ( tentang soal duniawi ) akhirat, lahir,
dan batin dan lain –lain.
3.
Menurut Nurcholish Madjid etos keilmuan adalah suatu
bagian integral keagamaan yang sehat.
4.
KH. M. Yaskur, Ms adalah pendiri sekaligus pengasuh dari
pondok pesantren Ar Rahmah Pekalongan.
5.
Pondok pesantren Ar Rahmah terletak di Jl. Wr. Supratman
Gg. 7 Kota Pekalongan, di dirikan oleh KH. M. Yaskur, Ms pada tanggal 3 Agustus
2015 M. Pendirian Pondok Pesantren Ar Rahmah di awali dari firasat yang dialami
oleh KH. M. Yaskur di dalam mimpinya, bahwa di dalam mimpinya, beliau di suruh
oleh gurunya Mbah Saleh ( Pengasuh Ponpes APIK Kaliwungu ) untuk mendirikan
pondok pesantren dan hal tersebut terjadi sampai tiga kali.
6. Dalam perkembangan di pondok pesantren Ar
Rahmah selama 1 tahun sejak berdiri hingga sekarang, dalam waktu singkat
perkembangannya begitu cepat, dimana anak – anak yang pertama masuk di ponpes
Ar Rahmah adalah anak yatim dan anak tidak mampu dengan latar belakang pendidikan
yang sangat minim, kini belajar selama 1
tahun, santri – santri ponpes Ar rahmah sudah ada yang bisa membaca kitab
kuning dan berpendidikan formal. Sehingga kemajuan intelektual keilmuan di
ponpes Ar Rahman berjalan dengan baik.
7.
Etos keilmuan yang diberikan KH. M. Yaskur, Ms adalah
memberikan energi positif kepada setiap tingkah laku dan proses pembelajaran
dan pembelajaran yang diberikan siswa dari ruh ke ruh, sehingga capaian tujuan
yang hendak di capai dapat terpenuhi dan para santri merasa nyaman.
8. Dalam hal pengembangan
perniagaan pada unit-unit
bisnis pesantren Ar rahmah,
ternyata etos kerja para santri yang menjadi tenaga kerja di
berbagai unit usaha milik
pesantren, bersumber dari
etos belajar yang mereka
serap, kontruksi barokah
dan ilmu manfaat
sebagai tujuan utama belajar
santri dapat di
peroleh salah satunya
melalui tradisi khidmad (pengabdian) santri
pada kiainya dan
pada kepentingan Pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
DM , Herman, Sejarah
Pesantren di Indonesia, Jurnal Al Ta’dib, Vol. 6 No. 2 Juli – Desember,
2013
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Ke
Empat , Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008
Irham , Mochammad,
Etos Kerja Dalam Prespektif Islam, Jurnal Subtantia, Vol. 14, No. 1,
April 2012.
Madjid , Nurcholish,
Islam Komodernan dan Ke Indonesiaan, Mizan Pustaka, Bandung, 2008
Monib , Mohammad
dan Islah Bahrawi, Islam & Hak Asasi Manusia Dalam Pandangan Nurcholish
Madjid, PT. Gramedia Pustaka Utama , Jakarta, 2011
Aizid , Rizem, Aktivasi
Ilmu Laduni, Diva Press, Jogjakarta,
2013
Asroni , Ahmad, Pesantren
dan Globalisasi, Jurnal al Adalah, Volume 17, Nomor 1, Mei , 2014
Syukur, H. Fatah, Sejarah Pendidikan Islam, Pustaka Rizki Putra,
Semarang, 2015
Hadi, Samsul, KH. A. Wakhid Hasyim dan Konsep Pendidikan Islam, Jurnal
Al Murabbi, Vol. 01, Juli – Desember, 2014
Fauzi, Yusni, Peran Pesantren Dalam Upaya Pengembangan Manajemen
Sumber Daya Manusia ( MSDM ), Jurnal Pendidikan Universitas Garut, vol. 6,
No. 1, 2012, 1-8.
Setyanto, N. Ardi, Panduan sukses Komunikasi Belajar Mengajar, Diva
Press, Yogyakarta, 2014
Syaehotin, Sayyidah, Pesantren dan Spirit Bisnis Santri ( Studi
Sinergi Etos Belajar dan Etos Kerja Santri Dalam Pengembangan Bisnis Pondok
Pesantren, Artikel Bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar